Kepulauan Seribu, adalah bagian dari Ibu Kota Jakarta yang serba gemerlap. Tapi, jangan bayangkan wilayah administratif itu segemerlap Jakarta. Untuk sekadar mengecek rekening, warga di sana harus menyeberang laut. Sebabnya, di sana hanya ada tiga buah anjungan tunai mandiri (ATM). Itu pun hanya ATM Bank DKI. Hanya Bank DKI yang memiliki kantor cabang di sana.Diding (45), seorang warga Pulau Tidung yang dihubungi , menuturkan, tiga ATM Bank DKI berada di Pulai Tidung, Pramuka, dan Kelapa. Hal ini menyulitkan warga Pulau Seribu yang tidak menggunakan jasa Bank DKI dalam urusan perbankan seperti dirinya. Diding adalah nasabah BCA. Seminggu sekali ia terpaksa menyeberang lautan ke Muara Angke adan Muara Karang untuk mengecek tabungan, menabung, mengambil uang, atau mengurus transaksi bisnisnya sebagai pengusaha tambak. Pulang pergi Diding harus merogoh saku sebesar Rp 300 ribu hanya untuk biaya transportasi. Artinya, hanya untuk urusan perbankan ia harus mengeluarkan uang Rp 1,2 juta sebulan. Kadang untuk menghemat biaya, Diding menumpang kapal nelayan yang hendak berlayar ke Muara Karang atau Muara Angke.
"Berat juga tiap bulan harus ngeluarin uang untuk cek ke bank. Saya bingung kenapa tak ada bank lain di sini," kata dia. Diding bercerita, warga yang butuh mengambil uang ke ATM kerap menitipkan kartu serta pin ke warga yang hendak ke daratan Jakarta. Warga Pulau Tidung tidak punya pilihan lain selain mengandalkan kepercayaan kepada teman atau tetangga.Urusan perbankan tidak hanya menyulitkan warga setempat. Para wisatawan yang berkunjung ke sana pun harus pusing dengan masalah ini. Gita (20), karyawan jasa travel di Kepulauan Seribu, menuturkan, para wisataan kerap mengeluh jika mereka kehabisan uang. Tidak ada ATM. Tidak ada kantor bank. Kalaupun menggunakan ATM Bank DKI, isinya sering habis. "Pernah wisatawan mau ambil uang tunai, ternyata ATM-nya sedang kosong," ujar Gita.
"Berat juga tiap bulan harus ngeluarin uang untuk cek ke bank. Saya bingung kenapa tak ada bank lain di sini," kata dia. Diding bercerita, warga yang butuh mengambil uang ke ATM kerap menitipkan kartu serta pin ke warga yang hendak ke daratan Jakarta. Warga Pulau Tidung tidak punya pilihan lain selain mengandalkan kepercayaan kepada teman atau tetangga.Urusan perbankan tidak hanya menyulitkan warga setempat. Para wisatawan yang berkunjung ke sana pun harus pusing dengan masalah ini. Gita (20), karyawan jasa travel di Kepulauan Seribu, menuturkan, para wisataan kerap mengeluh jika mereka kehabisan uang. Tidak ada ATM. Tidak ada kantor bank. Kalaupun menggunakan ATM Bank DKI, isinya sering habis. "Pernah wisatawan mau ambil uang tunai, ternyata ATM-nya sedang kosong," ujar Gita.
![](http://1.bp.blogspot.com/-_ZN-_0bzZsk/U6j2GrYZp7I/AAAAAAAAAyw/U5TKCRHJpXk/s1600/pulau+tidung.jpg)
Pulau Tidung 60 Menit dari Jakarta
Masih punya pantai pasir putih nan bersih dengan terumbu karangnya yang cukup terjaga. Bahkan di sejumlah tempat terdapat situ-situs menyelam yang menawarkan tingkat kesulitan yang beragam. Dialah Pulau Tidung .Kepulauan yang membentang di utara Jakarta itu sering dilupakan sebagai bagian dari ibukota menawarkan pesona bahari. Tak kalah dengan pesona Pantai Bunaken, maupun pesisir barat Papua.Kepulauan yang masih termasuk dalam wilayah ibukota itu, menurut Bupati kepulauan Seribu, Ahmad Lutfie, dapat menjadi alternatif bagi siapapun yang ingin menikmati wisata bahari. Lokasi wisata bahari ini hanya berjarak sekitar 60 menit perjalanan dari DKI Jakarta.
Menurutnya, sejak sembilan tahun lalu, Kabupaten Kepulauan Seribu rutin menggelar perhelatan 'Festival Pulau Seribu. Tahun ini kegiatan akan digelar di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. "Kita ingin menunjukan kepada semua orang, bahwa Pulau Tidung juga memiliki potensi wisata yang luar biasa" ujarnya usai pembukaan fesitval. Menurutnya, festival tersebut antara lain bertujuan untuk memajukan masyarakat Kepulauan Seribu, serta menjaga kelestarian alamnya. Dicontohkannya, sejak maraknya wisatawan di Pulau Pramuka, sejumlah nelayan disana memiliki alternatif profesi. Diluar musim melaut, nelayan menjadi pemandu wisata.Salah satu warga Pulau Pramuka, Marniah (38), mengaku bahwa sejak maraknya wisatawan mengunjungi pulau tempat tinggalnya, kehidupan ekonominya pun membaik.
Perempuan yang kini berprofesi sebagai penjaja makanan ringan itu juga menuturkan, kini warga Pulau Pramuka menjadi lebih bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan.Untuk wisata kebaharian, di Kepulauan tersebut setidaknya terdapat tiga pulau yang diunggulkan, yaitu Pulau Pramuka, Pulau Tidung dan Pulau Harapan, dimana pantai pasir putih dengan air yang relatif jernih masih bisa ditemukan.Bagi pencinta olah raga selam, terdapat beberapa tempat yang memang telah diresmikan menjadi dive site, yaitu Semak Daun, dan Pulau Kotok. Sedangkan bagi pencinta sejarah juga tersedia sejumlah pulau yang dapat dikunjungi, antara lain adalah Pulau Onrust dan Pulau Panggang. Dimana masih terdapat sisa-sisa pemukiman Belanda, ketika Nusantara masih dibawah kekuasaan penjajah.
Liburan ke pulau tidung daripada ke mal
Mal lagi, mal lagi! Tiada hari tanpa mal. Masyarakat Ibukota seperti dihadapkan pada kenyataan bahwa tiada lagi tempat hiburan yang menarik selain mal. Ini semakin dikuatkan dengan fakta semakin menjamurnya pusat perbelanjaan di hampir seluruh penjuru Jakarta dan sekitarnya.Rasanya Jakarta seperti kekurangan area terbuka seperti taman atau hutan kota sebagai tempat rekreasi.Tapi tengoklah ke sebelah utara Jakarta. Terhampar gugusan pulau tidung yang tergabung dalam Kepulauan Seribu. Familiar bukan? Terdengar familiar, namun potensi wisatanya belum terekspos maksimal sehingga masyarakat enggan berkunjung ke pulau tersebut.
Direktur Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil Rido M.Batubara mengatakan Kepulauan Seribu terdiri dari 110 pulau yang hampir semuanya memiliki potensi wisata."Sayang tidak semua pulau terekspos," ujar Rido dalam kata sambutannya di acara Ekspos Pulau-Pulau Kecil di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Senin (16/6/2014) siang. Digelar oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rangka The World Ocean Day dan The Coral Triangle Day, acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran pulau-pulau kecil serta menumbuhkan pengetahuan masyarakat soal pentingnya pengelolaan pulau tersebut.
Beberapa kegiatan konservasi digelar di acara itu mulai dari aksi bersig pantai penanaman mangrove hingga transpalasi terumbu karang. Acara tersebut melibatkan berbagai instasi seperti murid-murid SMK, relawan, dan kontestan Miss Earth 2014 yang dinaungi El John Pageants. Rido berharap acara tersebut masyarakat semakin tahu soal keberadaan pulau-pulau kecil sehingga dapat menjadi destinasi liburan alternatif di sekitar Jakarta."Terutama anak muda. Mainnya jangan ke mal terus, tapi ke sini juga. Tempatnya asyik buat pacaran, lebih sepi, adrenalin lebih cepat," kelakarnya yang langsung disambut tawa tamu undangan.
Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata diharapkan Rido juga dapat membantu mengurai kemacetan di daerah-daerah wisata favorit seperti Puncak.Menurut Rido banyak potensi wisata yang ditawarkan Kepulauan Seribu semisal wisata bahari dan wisata edukatif. Dengan adanya kunjungan wisatawan, ia berharap terjadi perputaran uang sehingga ekonomi masyarakat menjadi bergairah.Infrastruktur diakui Rido masih menjadi tantangan. Oleh karenanya ia berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat segera menyelesaikan masalah tersebut.Soal transportasi, Rido mengatakan cukup mudah didapatkan dan harganya terjangkau."Tergantung jarak dan tingkat kenyamanan kapal. Kalau mau yang high class bisa dari Marina Ancol. Kalau murah dari Muara Angke,", tutur dia.Untuk biaya transportasi Muara Angke ke Pulau Tidung dan sebaliknya misalnya, penumpang hanya merogoh kocek Rp 60.000.